UE state di masing-masing technology itu berbeda, di LTE ada 3 state diagram yang akan dibahas disini yaitu EPS Mobility Management, EPS Connection Management, dan Radio Resource Control (RRC).
EPS Mobility Management
State diagram yang pertama adalah EPS Mobility Management (EMM), dimana diatur oleh protokol EMM yang ada mobile dan MME (Mobility Management Entity). State mobile untuk EMM ini berdasarkan apakah mobile tersebut teregister ke jaringan atau tidak, dalam hal ini tentunya ke EPC (Evolved Packet Core). Ada dua nama untuk state diagram ini EMM-REGISTERED dan EMM-DEREGISTERED. Dalam state EMM-REGISTERED artinya mobile dalam keadaan hidup dan terdaftar ke MME dan SGW, memiliki IP address, default EPS bearer, dan bisa terkoneksi kapan saja dengan internet. Sedangkan untuk state EMM-DEREGISTERED, mobile dalam keadaan mati, atau tidak terjangkau oleh jaringan, atau airplan mode. Artinya dia sama sekali tidak detect signal, tidak eksis dalam jaringan.
Untuk berpindah dari state EMM-REGISTERED ke EMM-DEREGISTERED, sebuah mobile harus menjalani proses
Attach Procedure,
|
EPS Mobility Management |
EPS Connection Management
ECM state mobile tergantung dari apakah dia dalam kondisi aktif atau standby, dari sudut pandang non access stratum dan EPC. Sebuah mobile dalam kondisi aktif dia berada di ECM-CONNECTED, yang mana MME mengetahui serving eNodeB nya, dan semua data bearer serta signalling radio bearer pun ada. Dengan menggunakan keduanya itu, sebuah mobile dapat dengan bebas bertukar informasi dengan MME melalui logical connection yang dikenal dengan signalling connection dan bertukar data dengan SGW.
Sedangkan dalam kondisi ECM-IDLE, jaringan memutuskan S1 bearer dan radio bearer nya untuk menghindari adanya kepadatan signalling (signalling overhead). Karena ketika mobile berpindah dari satu cell ke cell lain, bearer-bearer tersebut harus di routing ulang, sedangkan jika tetap terhubung maka ini bisa menyebabkan signalling overhead tadi. Ketika mobile dalam kondisi ECM-IDLE, dia bebas untuk berpindah ke cell lain tanpa perlu routing ulang bearer. Namun, EPS bearer tetap eksis, sehingga mobile tetap menjaga/mempunyai logical connection dengan internet (outside world).
Dalam kondisi ini, MME tidak mengetahui secara tepat dimana mobile berada. MME hanya mengetahui TA (Tracking Area) nya. Mobile tidak perlu memberitahukan MME kemana dia pergi selama mobile tidak keluar dari batasan TA-nya. MME juga bisa membuat sebuah group TA yang disebut dengan Tracking Area List. TA list itu bisa berguna untuk mobile yang keluar-masuk TA border, sehingga tidak banyak signalling yang dilakukan.
Di kondisi ECM-IDLE ini, mobile masih bisa berkomunikasi dengan EPC untuk beberapa jenis komunikasi. Seperti halnya ketika MME perlu untuk menghubungi si mobile ini, MME mengirimkan pesan S1-AP Paging ke semua eNodeB di dalam tracking area list-nya. Kemudian eNodeB ini bereaksi dengan mengirimkan/membroadcast pesan RRC Paging di areanya. Respon mobile kepada pesan ini adalah dengan cara mengirimkan EMM Message yang bernama Service Request, kemudian MME bereaksi juga dengan memindahkan kondisi mobile ke ECM-CONNECTED. Dan akhirnya, si mobile ini dapat mengirimkan EMM
Tracking Area Update Request ke MME jika dia berpindah ke luar tracking area listnya.
|
EPS Connection Management |
Radio Resource Control
State RRC ini berdasarkan apakah dia berada pada kondisi idle ataukah aktif. Namun kali ini dilihat dari sudut pandang access stratum, sedangakan ECM State tadi dipandang dari sudut pandang non access stratum. State RRC ini ada dua yaitu RRC_IDLE (mobile dalam kondisi standby) dan RRC_CONNECTED (mobile dalam kondisi aktif).
Pada kondisi RRC_IDLE, tidak ada serving
eNodeB dan tidak ada koneksi SRB 1. Sehingga MME tidak tahu apa-apa mengenai si mobile ini. Walaupun begitu, sama seperti sebelumnya beberapa komunikasi masih bisa terjalin, yaitu ketika network ingin menghubungi mobile dengan pesan RRC Paging, mobile kemudian dapat menghubungi atau menjawab pesan RRC Paging tersebut dengan memulai prosedur RRC Connection Establishment. Alhasil, network merespon dengan memindahkan state RRC_IDLE si mobile ke RRC_CONNECTED, dimana dalam state ini mobile terhubung dengan serving
eNodeB dan dapat dengan bebas berkomunikasi dengan network menggunakan signalling messages pada SRB 1.
Dua RRC state ini berhubungan juga dengan handover. RRC State ini dibedakan pula berdasarkan bagaimana dia menangani mobile, RRC_CONNECTED melayani mobile dalam kecepatan data rate yang tinggi. Oleh karena itu ketika dia berada dalam koneksi RRC_CONNECTED, network harus pula memperhatikan dengan cell mana mobile terhubung. Ketika mobile berpindah dari satu cell ke cell lain dengan berbeda eNodeB (
handover inter-eNB), maka akan ada re-route interface S1-MME dan S1-U.
Tujuan utama kenapa ada kondisi RRC_IDLE adalah untuk mengurangi signalling, dan untuk menghemat battery mobile. Dalam kondisi RRC_IDLE, mobile berpindah dari satu cell ke cell lain dengan menggunakan prosedur cell reselection. Sama ketika mobile berada dalam kondisi ECM-IDLE, network tidak tahu pasti dimana mobile berada ketika mobile dalam state RRC_IDLE.
|
Radio Resource Control |
Ketika mobile dalam keadaan aktif, dia biasanya akan berbarengan dalam state ECM-CONNECTED dan RRC_CONNECTED, sedangkan ketika mobile dalam kondisi standby dia berada dalam state ECM-IDLE dan state RRC_IDLE.
Sumber :
An Introduction to LTE, Second Edition - Christopher Cox